KOTA MALANG - Kesibukan bukan menjadi penghalang untuk menambah ilmu. Hal ini ditunjukkan oleh 11 orang dari Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya yang baru saja menyelesaikan Sakura Science Exchange Program di University of Miyazaki, Miyazaki, Jepang.
Selama sepuluh hari, peserta program yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ini berkesempatan mengikuti berbagai program dari Japan Science and Technology Agency (JST). Kegiatan ini, menurut dr. Holipah, Ph.D selaku ketua program, adalah untuk mendapatkan pengalaman langsung terkait kemajuan sains dan teknologi di Jepang. Holipah sendiri merupakan alumni University of Miyazaki yang kini mengajar di FK UB.
Peserta yang terdiri atas dr. Holipah, PhD, dr. Aurick Yudha Sp.EM, dr. Dearisa Surya, Sp.KJ, dr. Dicky Faisal Sp. And, Dr. dr. Dian Nugrahaeni, Adam Fauzi, Andi Indri Nurul, Afyfah Kiysa (S2 Biomedik dan Profesi dokter) dr. Sabrina Aulia (S2 MMRS) dan Kurnia widiyaningrum (S3 kedokteran) disambut secara langsung oleh Professor Yoshiki Kuroda. Ia merupakan profesor di Department of Public Health, Faculty of Medicine, University of Miyazaki.
“Kami melakukan komunikasi intensif dengan Prof. Kuroda untuk menjajaki kemungkinan exchange program. Prof. Kuroda melakukan apply ke pihak JST (Japan Science Technology) dan dilakukan proses seleksi se Jepang oleh pihak JST dan akhirnya terpilih lah antara UoM dan UB”, jelasnya.
Baca juga:
Jurnal Punya Nilai Promotif Untuk Kampus
|
Selama di Miyazaki, menurut Sabrina, tim FK UB melakukan langsung animal experiment di laboratorium Department of Public Health, Faculty of Medicine, University of Miyazaki. “Selama melakukan eksperimen, Professor Yoshiki Kuroda juga mendampingi secara langsung dan menjelaskan secara terperinci metode penelitian yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan terkait dengan mineral oil dan sampel yang didapatkan diamati dengan metode flowcytometry”, jelasnya.
Baca juga:
Bakamla RI Resmi Tutup Pelatihan ICS
|
Selain itu, imbuhnya, tim FK UB juga berkunjung ke Eco Clean Plaza Miyazaki untuk mengetahui cara pengolahan limbah di Miyazaki. “Disini kami melihat kedisiplinan masyarakat Jepang dalam memilah sampah, ternyata memiliki tujuan khusus agar mudah diolah di tempat ini. Sampah-sampah tersebut dibagi diolah dengan berbagai teknologi maju dengan sangat efisien. Dari sampah yang dibakar, panas yang dihasilkan dapat digunakan menjadi sumber listrik untuk dialirkan ke wilayah sekitarnya”, imbuhnya. Tidak hanya itu, University of Miyazaki juga mengajak tim FK UB untuk mengetahui budaya Jepang dengan mengunjungi Pusat Pembelajaran Oyodogawa River.
Dari kegiatan ini, Holipah berharap dapat menginspirasi mahasiswa UB untuk terus belajar. “Selama 10 hari, banyak pengalaman berharga dan pelajaran yang dapat menjadi inspirasi bagi masing-masing anggota tim. Salah satunya menjadi inspirasi bagi para mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan di University of Miyazaki”, pungkas dosen yang kini tengah menginisiasi kerjasama hibah penelitian. (vQ)